Kamis, 02 Juni 2011

how i love this city

setelah kepulangan ibu saya dari umroh beberapa minggu yang lalu, smua anggota kluarga mulai back to normal daily activities. kayak kakak saya yang kedua yang balik ke jogja, adik saya yang cowok yang mulai gak harus nglaju dari klaten ke jogja. dan kakak saya yang apoteker kembali mengurus tesisnya yang tertunda. hmm.. sepertinya tinggal saya yang paling longgar waktunya, karna klien yang di yogya (alias murid privat) sudah habis kontrak blajarnya, dan berhenti beberapa waktu karna harus terbaang ke paris bulan ini (tapi kemungkinan masih bisa lanjut lagi, aminn!). akhirnya saya memutuskan untuk pulang ke klaten lagi dan blajar sedikit-sedikit bisnis keluarga dan membantu ibu saya (jadi koki) hehehe.

keadaan seperti ini bikin saya absen berbulan bulan dari yogya. kampung halaman kedua saya. beberapa teman karib saya di kampus sempet sms. beberapa ada yang suggest untuk kembali menetap di DIY. wah saya siy sangat ingin apa lagi ruang kerja alias kamar tercinta saya sudah memanggil-manggil untuk segera kembali beraktivitas di yogya. tapi apa daya, beberapa kesibukan di klaten, dan tidak adanya aktivitas rutin yang mengikat saya dan jogja, mengharuskan saya pamit beberapa bulan dari kota pelajar dan budaya yang tercinta :P.



ke kota yogyakarta dari kampung kelahiran saya,klaten, hanya 1 jam perjalanan, ditempuh dengan mobil atau sepeda motor. saya sangat suka jogja. kota ini mengawal masa remaja dan transisi saya menuju gerbang kedewasaan. tahun 1999, waktu saya lulus pendidikan dasar di klaten, orang tua mengirim saya di suatu pesantren yaitu ponpes krapyak yogyakarta. masa Mts (setara dengan SMP) saya habiskan 3 tahun bersama-sama teman seperjuangan disini. masuk ponpes saya merasa adalah anak kecil yang dilepas untuk hidup mandiri. saya harus bisa cuci strika baju sendiri, mengurus kebutuhan minimal saya sendiri (yang sebelumnya tidak saya lakukan). bahkan ketika pertama kali mondok, ibu saya sempat menggodai saya, ganti sarung bantal sendiri aja gak bisa, gimana mau nyuci. hehehe, tapi alhamdulillah setelah penggemblengan selama 3 tahun akhirnya saya bisa cukup mandiri (minimal mengurus diri saya sendiri), saya bisa bergaul dengan berbagai macam karakter orang dari seluruh penjuru nusantara. terima kasih kepada kyai, guru, pengurus, dan juga teman-teman.

saya berpisah dengan yogya slama 3 tahun ketika menempuh pendidikan menengah atas. jogja nggak akan habis di ceritakan dalam kata. kota pelajar, budaya, yang menampung berbagai lapisan masyarakat.kota kenangan yang banyak melahirkan banyak tokoh bangsa. how i looooovve dis city, so much!

0 komentar: