Jumat, 28 Februari 2014

Catatan dari Pernikahan Sahabat

Sahabatku.. Hari ini tlah kau sempurnakan separuh dien mu dengan menikah dengan seorang pria gentleman yang berani memintamu dari ayahandamu untuk dipersunting. Sahabatku.. Terharunya hatiku saat pria itu menjabat tangan ayahandamu, berjanji membahagiakanmu dan khalayak mendoakan yang terbaik untuk kalia berdua. aku pun juga.. ak sangat bahagia, telah kau temukan pendamping hidupmu yang terbaik yang telah dipilihkan Alloh untukmu. 

Sahabatku.. Ingatanku tertuju berpuluh tahun yang lalu, ketika ak membocengkanmu ke sekolah, kita lalui madrasah yang sama bertahun-tahun, larut dalam diskusi yang panjang di kamar kos. Aku bahagia kini kau temukan teman diskusi yang baik yang menemani malam-malam panjangmu. Tahukah kau.. Ini adalah lembaran baru bagi kalian. Jalanilah petuah orang tua kita yang telah merestui kalian. 

Mungkin kau tau perasaanku saat ini. Dulu ku pernah kenal seorang pria tapi ia tak berani memintaku dari tangan ayahku. Inginku memakai gaun pengantin indah sepertimu, tapi bukan kali ini. Ketika kau buka lembar baru maka ak baru saja menutup buku tentang satu catatan lama. Sahabatku... Gaun pengatin itu katamu pasti ak juga akan memakainya, suatu saat nanti. Ya, tentu saja. Tetapi pria itu tentu adalah pria yang akan sangat hebat yang mampu membalut luka lamaku bekas trauma tentang satu hal bernama cinta. Ia pastilah yang aku percayai karna di tangannya kami bergandengan berjalan bersama membangun rumah tangga. Ia lah pasti yang aku hormati karna ia berani memintaku dari sisi ayahandaku, berjabat tangan dan bersumpah setia di hadapan khalayak seperti belahan jiwamu saat ini. Ia lah pasti pria yang paling ak hormati di dunia ini kelak, ak persembahkan hidupku bersamanya di jalanNya. Bukan seseorang yang menghabiskan hari untuk sesuatu yang sia-sia.  Sahabatku.. layakkah aku bersanding dengan seseorang itu suatu saat nanti. Wallahu a'lam, ak memanjatkan doa agar tetap diperkenankan. 
Adikku, kemenakanku.. Puji syukur tlah kau sempurnakan Dien mu dengan bersanding dengan kekasihmu. Doakan aku, agar ak mendapati orang yang menerimaku apadanya tanpa mencuil sebagian jati diriku. Keluarga yang menerima aku tanpa spesifikasi, tapi menerimaku apa adanya. Kurang dan lebihku, aku secara utuh apa adanya. Mungkin aku belum layak saat ini, maka akulah yang akan memantaskan diri menuju itu semua. 

Happy Wedding, doaku tuk kalian berdua "Barakallahu lakumaa, wa baaraka alaika, wa jama'a bainakuma fi khair" amin. Selamat menempuh hidup baru untuk Fina Ulya & Abdul khaliq. Teman karib selama 25 tahunku.



0 komentar: